Rejangtoday.com – Dosen Jurusan Agribisnis fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Ridha Rizki Novanda, SE, M.Si, selaku ketua kelompok pengabdian dosen menilai bahwa usaha jamu gendong merupakan usaha tradisonal yang harus dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Industri jamu merupakan salahsatu industri yang paling tua di Indonesia serta tumbuh dan berkembang dari akar budaya asliIndonesia. Tidak hanya itu, industri jamu juga memiliki struktur industri yang cukup kuat karena ditopang oleh ketersediaan sumber bahan baku berupa rempah-rempah, tanaman obat dan sumber plasma nutfah lainnya. Produk jamu yang diolah diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan nilai tambah bagi suatu usaha. Nilai tambah sangat penting untuk diketahui dalam suatu usaha agar perusahaan dapat mengetahui besaran perolehan yang dihasilkan sehingga dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas jamu yang dihasilkan. Kemasan menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan nilai tambah, sehingga pentingnya produk jamu UMKM memiliki desain kemasan yang baik untuk produk jamu tuturnya.
Dalam rangka mewujudkan revolusi kemasan ergonomis bagi jamu gendong, dilakukan pelatihan desain kemasan bagi jamu gendong di kelompok usaha bersama (KUBE) Sumber Rezeki pada bulan februari dan didampingi hingga bulan Juni 2022 oleh Sekelompok pengabdian dosen Agribisnis, FP UNIB. Disampaikan oleh Prof. Dr. Ir Ketut Sukiyono, M.Ec “Kemasan menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan nilai tambah, sehingga pentingnya produk jamu UMKM memiliki desain kemasan yang baik untuk produk jamu. Tetapi masih terbatasnya pengetahuan masyarakat mengenai pengemasan” dilanjjutkan oleh Dr. Ir. Musriyadi nabiu yag menambahkan bahwa “Sasaran utama dari program pengabdian pembianaan ini yaitu anggota pemilik usaha jamu gendong yang terkabung dalam kelompok usaha bersama Sumber Rezeki. KUBE Sumber Rezeki merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang memiliki peran dan kontribusi penting dalam pengembangan ekonomi di derahnya. Keberadaan kelompok usaha tersebut perlu terus didukung dan dibina sehingga dapat berperan lebih efektif dalam turut menggerakkan partisipasi masyarakat untuk mewujudkan peningkatahn ekonomi masyarakat”.
Tim pengabdian melakukan upaya dalam rangka peningkatan daya saing dari mitra dengan melakukan inovasi produk baru yakni inovasi desain kemasan dan labeling produk. Kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan melakukan observasi dan pengamatan ke lokasi dan melakukan sosilisis kepada pemerintah desa untuk terus mengembangkan produk jamu nya. Sosialisasi Program awalnya dilakukan kepada pemimpin desa guna untuk mendapatkan kesepakatan mengenai waktu, tempat serta sarana dan prasarana. Kelompok usaha KUBE diberikan pemahaman bahwa kegiatan ini bertujuan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dengan membuat produk desain kemasan yang inovatif sebagai nilai tambah jamu. Sekaligus diharapkan dapat menjadi komoditas ekonomi masyarakat dengan sasaran adalah anggota KUBE.
Pelatihan pembuatan desain kemasan dan labeling jamu dilakukan di Kelurahan Sawah lebar Baru dipandu oleh Tim Pegabdian. Pelatihan diikuti oleh 30 peserta yang merupakan anggota KUBE. Dari kegiatan pelatihan ini sebagian besar peserta mampu melakukan desain kemasan dan tehnik pengemasan yang ergonomis agar menghasilkan produk yang berkualitas.
Pengemasan merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan keputusan konsumen untuk melakukan transaksi pembelian atau tidak. Maka pemberian edukasi terkait pentingnya pengemasan produk jamu gendong mitra dan pengaruhnya dalam berbagai aspek, serta bahwa pengemasan setidaknya menacakup lima hal, yaitu ukuran, bahan material, warna kemasan, pemilihan teks dan merek, kemudian mitra melakukan perubahan pada pengemasannya. Diberikan beberapa edukasi pengemasan yang bias dilakukan untuk produk jamu yaitu kemasan botol kaca, kemasan botol plastic serta kemasan karton untuk produk jamu serbuk.
Oleh : Aldi Kresmonanda, Mahasiswa Agribisnis Universitas Bengkulu
Editor : PMS20