Jakarta – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Al-Ghazali Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional menggelar kegiatan Diskusi Umum Santai (Dimsan). Tema yang diangkat yaitu “ada haki, kenapa imitasi yang diminati?”. Diskusi yang dilaksanakan melalui zoom meeting menghadirkan Direktur Lembaga Profesi Ekonomi dan Keuangan (LPEK) Pengurus Besar (PB PMII).
Kegiatan dibuka langsung oleh Ketua Rayon Al-Ghazali FEB Unas Sahabat Leonid Bresnev. Leonid dalam sambutannya mengapresiasi kinerja panitia yang telah berhasil menggelar kegiatan.
“Saya mengapresiasi kepada sahabat-sahabat panitia yang telah berhasil merancangan kegiatan ini, terbukti dengan lebih dari 40 peserta yang hadir dari berbagai daerah,” ujarnya. Rabu, 31 Agustus 3022.
Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Sahabat Muhammad Aras Prabowo sudah berkenan hadir dan berdiskusi dalam forum tersebut. Saya berharap sahabat-sahabat bisa mengikuti diskusi ini dengan seksama dan bisa mengambil pelajaran, khusus terkait dengan materi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Sementara, Muhammad Aras Prabowo, selaku Direktur LPEK PB PMII menyampaikan bahwa kader PMII harus berkarya dan menghakikan karya tersebut.
“Saya mendorong agar seluruh kader PMII berkarya dengan menulis buku, jurnal dan lain-lainnya kemudian mendaftarkannya dalam bentuk HAKI. Bahkan, bukan hal yang sulit bagi kader PMII untuk menulis buku,” jelas Ketua Program Studi (Prodi) Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) tersebut.
Ia juga meminta kader PMII Al-Ghazali membuat buka Ekonomi perspektif Imam Al-Ghazali sebagai pengejawantahan atas nama Rayon FEB Unas.
Ia menuturkan, sepuluh kader PMII kiranya cukup untuk menulis buku tersebut, kemudian jika sudah terbit bisa didaftarkan dalam HAKI atas nama PMII Rayon Al-Ghazali. Kan keren jika setiap Rayon di Indonesia memiliki HAKI atas karya dari kader-kadernya.
Aras juga menjelaskan bahwa kehadiran LPEK PB PMII adalah bentuk ikhtiar oleh Ketua Umum PB PMII Abdullah Syukuri untuk memberi ruang dalam mengembangkan keprofesian di PMII, khususnya dibidang ekonomi dan keuangan.
“Kehadiran LPEK PB PMII bisa mendorong dan mempersiapkan kader-kader PMII untuk wilayah-wilayah strategis di pemerintahan. Kehadiran LPEK, sangat memungkinkan kedepan kader PMII ada yang duduk sebagai Menteri Keuangan, Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan jabatan lainnya,” tutup mahasiswa S3 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) tersebut. (Rls/PMS20)