Perkenalkan Teknik Grafting, Agroekoteknologi UNIB Berbagi Ilmu Budidaya Kopi Organik

0
303
Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Agroekoteknologi, Jurusan BDP, Fakultas Pertanian UNIB dengan masyarakat Kelompok Tani Batang Manggus Talang Ulu dan Kelompok HRRD (Humus Rejang Rekayasa Dekompos).

Curup – Sebagai salah satu bentuk realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, Tim Dosen dari Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian (BDP) Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (UNIB) melakukan kegiatan pengabdian pembinaan kepada masyarakat di Kelurahan Talang Ulu Kabupaten Rejang Lebong.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada Kelompok Tani Batang Manggus yang berjumlahkan kurang lebih 20 orang anggota yang diketuai oleh Bapak Hendry Hadinata, S.E,M.M. Kegiatan pengabdian ini untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar mengenai cara atau teknik budidaya kopi organik melalui teknik grafting dan mengenalkan serta mengajarkan masyarakat kelompok tani Batang Manggus dalam membuat pupuk kompos dan ecoenzym yang terbuat dari limbah sayur dan kulit buah (sampah rumah tangga).

Pemanfaatan sampah rumah tangga seperti limbah sayur dan kulit buah-buahan ini dapat dijadikan ecoenzym yang membantu dalam menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu 10 September 2023 lalu, yang sebelumnya sudah dilakukan koordinasi awal bersama Ketua dan anggota Kelompok Tani Batang Manggus untuk menyepakati jadwal dan tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan selanjutnya.

Tim pengabdian beranggotakan 2 orang dosen Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu yakni Prof. Dr. Ir. Alnopri, M.S. selaku Ketua Pengabdi, dan Septiana Anggraini, S.P.,M.Si. selaku Anggota Tim Pengabdi. Selain itu juga melibatkan 4 orang mahasiswa program studi Agroekoteknologi yaitu Alghani Mahardika, Jelki Rapinde, Yuli Anggraeini dan Nur Annisa.

Kegiatan pengabdian dilaksanakan di lahan budidaya kopi kelompok tani Batang Manggus dan disambut baik oleh masyarakat sekitar dengan diawali sambutan dan pembukaan dari Prof. Alnopri dan bapak Hendry Hadinata selaku ketua kelompok tani.

Sosialisasi dan Pemaparan oleh Tim Pengabdian UNIB kepada Kelompok Tani Batang Manggus

Prof. Alnopri merupakan salah satu dosen jurusan Budidaya Pertanian Universitas Bengkulu yang menekuni bidang keilmuan tanaman perkebunan terutama budidaya tanaman kopi.

Ia juga mengajarkan kepada masyarakat sekitar khususnya kelompok tani Batang Manggus mengenai teknik grafting atau sambung pucuk pada tanaman kopi.

“Grafting atau sambung pucuk ini merupakan salah satu metode perbanyakan vegetatif buatan yang digunakan untuk memperbaiki sifat tanaman baik kualitas maupun kuantitas,” ujar Prof. Alnopri.

Prof. Alnopri juga menambahkan bahwa dengan teknik grafting ini dapat memperpanjang usia produktif tanaman kopi dan dapat mengganti jenis kopi tanpa harus menebang seluruh pohon kopi yang ada di areal kebun.

“Selain itu budidaya kopi dengan teknik grafting juga akan lebih cepat berbuah sehingga akan lebih cepat panen hasilnya,” tegasnya.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh kelompok HRRD (Humus Rejang Rekayasa DCompos) dari Kabupaten Kepahiyang yang terbentuk dari Komunitas Peduli Lingkungan yang diketuai oleh bapak Ir. Revo TS Guntoro dan beranggotakan bapak Dr. Reflis, S.P.,M.Si. dan bapak Surono. Tim HRRD juga menambahkan mengenai pembuatan instalasi drum dekomposer yang terbuat dari ember cat plastik bekas sebagai wadah penampungan sampah atau limbah sayur dan kulit buah yang akan dijadikan ecoenzym nantinya.

Praktek pembuatan ecoenzym dari sisa sayur dan kulit buah

Dalam pembuatan ecoenzym hanya diperlukan sisa-sisa sampah rumah tangga seperti sisa sayur yang tidak lagi dimanfaatkan dan sisa kulit-kulit buah yang biasanya langsung dibuang begitu saja. Bahan-bahan tersebut sangat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman dengan diolah secara sederhana.

Dengan penambahan EM4 (Effective microorganism) dan gula (molase) dapat membantu mempercepat penguraian bahan organik oleh bakteri asam laktat yang terdapat pada EM4, dan gula sebagai bahan makanan bagi mikroorganisme tersebut.

Salah satu potensi yang bisa dilihat dari limbah buah-buahan dan sayuran adalah sebagai pupuk organik cair karena limbah buah dan sayuran itu sendiri memiliki kandungan Nitrogen (N), Fospor (P), Kalium (K), Vitamin, Kalsium (Ca), Zat besi (Fe), Natrium (Na), Magnesium (Mg) dan lain sebagainya sehingga sangat baik untuk membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Prof Alnopri juga menyampaikan bahwa dengan membuat ecoenzym dan pupuk organik cair dari limbah sayur dan kulit buah lebih efisien untuk diterapkan di masyarakat, selain pengolahannya yang sederhana dan bahan yang dibutuhkan juga sangat mudah didapat.

Teknik grafting pada tanaman kopi organik di Kelompok Tani Batang Manggus

Penyuluhan dan sosialisasi budidaya kopi organik ini disambut dengan semangat dan antusias warga yang ingin mengetahui secara langsung bagaimana cara teknik sambung pucuk serta pembuatan ecoenzym dengan memanfaatkan limbah sayur dan kulit buah yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Teknik grafting dan pembuatan ecoenzym yang sangat sederhana dan mudah ini diharapkan masyarakat dapat langsung mencontoh dan memproduksi sendiri untuk diaplikasikan pada tanaman.

“Semoga kedepannya budidaya kopi organik ini akan terus dilakukan dan nantinya bisa menjadi central produksi kopi organik Batang Manggus,” harap Prof. Alnopri selaku ketua pelaksana pengabdian.

Peserta penyuluhan yang hadir sangat antusias dengan apa yang disampaikan dalam kegiatan ini dan berterima kasih sekali dengan kegiatan pengabdian oleh Tim Dosen UNIB yang bersedia membagikan ilmu dan pengetahuan teknologinya dalam menerapkan budidaya kopi organik.

Para masyarakat setempat amat sangat berterima kasih sekali kepada tim pengabdian dari UNIB sudah bersedia membimbing kami dalam membudiayakan kopi organik.

“Semoga kegiatan ini dapat menjadi edukasi masyarakat sekitar khususnya Kelompok Tani Batang Manggus,” ujar ketua Kelompok Tani Batang Manggus.

Hal ini diharapkan dapat menjadi motivasi dan memberikan semangat kepada masyarakat kelurahan Talang Ulu dalam membudidayakan kopi secara organik dengan meninggalkan pemakaian pupuk dan pestisida kimia atau anorganik. (PMS20)

Foto bersama kelompok tani Batang Manggus ketika survei dan koordinasi awal bulan Agustus lalu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini