Kata Yang Sama Makna Yang Berbeda

0
337
Kata Yang Sama Makna Yang Berbeda, Oleh: Cici Trisna, S.Sos. (Kader PMII Bengkulu).

Rejangtoday.com – Indonesia merupakan Negara multikulturalsime yang memiliki adat istiadat, tradisi, budaya dan bahasa yang beragam. Setiap daerah memiliki bahasa daerah masing-masing sebagai kekayaan tak benda, berdasarkan data dari petabahasa kemdikbud.go.id Indonesia memiliki 718 bahasa daerah yang sudah terhimpun dari 2.560 pengamatan dan kemungkinan masih terdapat satu dua bahasa yang luput dan belum teridentifikasi. Keberagaman bahasa ini merupakan sumber kekayaan yang sangat tinggi nilainya oleh karena itu harus senantiasa kita jaga dan dilestarikan.

Salah satu dari 781 bahasa daerah yang ada di Indonesia diantaranta adalah bahasa Serawai. Suku Serawai merupakan suku dengan populuasi terbesar kedua yang ada di daerah Bengkulu setelah suku Rejang. Sebagian besar masyarakat suku Serawai berdiam di Kabupaten Bengkulu Selatan, yakni di kPino, Kelutum, Manna, dan Seginim dan lain lain, beberapa mendiami di Kbaupaten Seluma di  kecamatan Sukaraja, Talo,Semidang Alas dan ebebrapa di Kabupaten Kaur. Bahasa Serawai merupakan bahasa yang masih tergolong ke dalam rumpun melayu, bahasa ini memiliki kemiripan dengan bahasa Pasemah. Bahasa Serawai ini merupakan bahasa daerah yang unik, asksennya biasa menggunakan akhiran au seperti contohnya “ngapau” (kenapa),  “ndak kemanau (mau kemana) dan lain-lain.

Pada kesempatan kali ini penulis akan menjabarkan beberapa persamaan kata dalam bahasa Serawai dan bahasa Indonesia namun memilki makna yang berbeda. Adapun kata-kata yang sama itu diantaranya yaitu  Pertama kata Pulau Apa bila kita mendengar kata pulau yang terlintas dalam pikiran kita adalah Pulau wilayah seperti Pulau Jawa, Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan Pulau Bangka Pulau We atau pulau pulau laiannya. Sangat berbeda dengan makna dari pulau dalam bahasa serawai, kata pulau dalam bahasa serawai bermakna juga. Seperti contohnya dalam kalimat berikut ini “Jemau beli mubil kitau beli pulau” arti atau makna dari kalimat ini adalah “orang membeli mobil kita membeli mobil juga”.

Kedua kata yang sama namun berbeda arti dalam bahasa serawai adalah Kata Galak. Galak dalam bahasa Indonesia adalah garang atau suka marah-marah sedangkan dalam bahasa serawai galak diartikan suka atau mau sebagai contohnya kalimat ini “bapak galak makan nangkau” yang artinya ”Bapak suka makan buah nangka”

Ketiga kata Abang, umumnya kata abang yang biasa kita dengar merupakan panggilan untuk kakak laki-laki, anak laki-laki atau panggilan perempuan kepada pasangannya. Dalam bahasa serawai kata abang bermakna warna merah, seperti contoh dalam kalimat ini “emak makai jilbab warna abang” yang artinya “Ibu memakai jilbab berwarna merah”

Keempat kata kacau, kita pastinya sama-sama sudah memahami makna dari kata kacau itu adalah berantakan, tidak menentu, resah, dan stress. Sedangkan dalam bahasa serawai kata kacau adalah bahasa lain dari cermin. Contohnya seperti kalimat ini ”Caca boleh ndk aku minjam kacau kaba?” yang artinya “Caca apa boleh aku meminjam cermin kamu?”

Kelima kata selanjutnya adalah silau, kata silau dalam bahasa Indonesia bermakna tida dapat melihat secara jelas karaena terlalu terang sedangkan dalam bahasa Serawai silau merupakan ubi jalar. Contoh kalimatnya yaitu “makanlah kuday silau rebus pucuk mija tu”  yang artinya “makanlah ubi jalar rebus yang ada diatas meja”.

Keenam kata gagal, teman-teman semua pasti sering mendengar kata gagal bukan, kata gagal dalam bahasa Indonesia memang bermakna kalah, tidak menang atau tidak berhasil. Hmmmmm kalau kata gagal dalam makna bahasa Indonesia seperti itu mungkin kita semua pernah mengalaminya seperti gagal dalam memenangkan perlombaan, gagal untuk masuk perguruan tinggi yang kita inginkan atau gagal dalam bentuk yang lain. Dalam bahasa Searawai makna gagal berarti aktif, super lincah, berani, boleh juga dibilang sedikit nakal. Biasanya penggunan kata gagal dalam bahasa serawai ini digunakan untuk megambarkan kondisi anak kecil seperti contohnya dalam kalimat ini “anak aku yang umur 3 tahun ni sedang gagal au nian” yang artinya “anak ku yang berumur 3 tahun sedang dalam fase aktif-aktifnya, semangat belajar senang bermain”.

Ketujuh kata gila, anak kecilpun tau jika kata gila bermakna orang yang mengalami gangguan saraf kejiwaan, tidak bisa berpikir secara jernih bahkan harus dirawat di rumah skait jiwa. Ketika kalian dibilang gila pastinya kalian akan merasa tersinggung bahkan marah, namun kata gila dalam bahasa serawai tidak bermakna demikian. Kata gila dalam bahasa serawai bermakna iya. Waahh sangat berbeda sekali kan, penggunaan kata gila dalam bahasa serawai seperti contoh dalam kalimat ini ”mak gila aku beghusik rumah nenek?” yang artinya “Ibu apa boleh aku bermain kerumah nenek?´ gimana sangat berbeda bukan, oleh karena itu jika kalian dari daerah luar Bengkulu tepatnya diluar Bengkulu Selatan jika kalian mendengarkan kata gila jangan langsung tersinggung ya, atau jika kalian mendengar kata-kata yang lain yang mungkin menyakitkan kalian jangan langsung menyimpulkan ya boleh jadi arti dan maknanya terbanding terbalik dengan yang kita pahami.

Itulah beberapa kata dalam serawai yang kosakatanya sama dalam bahasa Indonesia namun memilki makna yang berbeda. Masih banyak kata-kata lain dalam bahasa serawai yang sama dengan bahasa Indonesia tapi berbeda dalam segi pemaknaan. Bahasa serawai ini sebagai salah satu bahasa daerah harus senantiasa kita lestarikan. Jangan sampai  bahasa daerah kita hilang tergerus perekembangan teknologi dan hilang ditelan zaman.  Sebagai generasi penerus kita harus bangga mempunyi bahasa daerah ini. salah satu cara yang dapat kita lakukan sebagai bentuk cinta kita kepada bahasa daerah ini adalah dengan senatiasa mengunakan bahasa daerah kita jangan malu mengunakan bahasa daerah atau berpikiran bawah bahasa daerah ini kuno dan lebih memilih menggunakan bahasa gaul yang sedang trend.

Selain senantiasa menggunakan bahasa daerah cara lain yang dapat kita lakukan dengan memberikan edukasi tentang bahasa daerah sebagai kekayaan kita, kita juga bisa memperkenalkan bahasa daerah kita kepada public dengan mengunakan teknologi seperti membuat konten seputar bahasa daerah. Perkembangan teknologi harus kita manfaatkan untuk hal hal yang positif.

Oleh: Cici Trisna, S.Sos. (Kader PMII Bengkulu).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini