Lebong – Salah satu tokoh presidium Kabupaten Lebong, mantan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, mantan Unsur Pimpinan DPRD Provinsi Bengkulu, mantan Anggota Komisi III DPR RI asal Lebong Patrice Rio Capella melontarkan kritik keras kepada Pemkab Lebong era kepemimpinan Kopli – Rozi.
Kritikan keras yang di unggah melalui Vidio dan YouTube itu menjadi perbincangan banyak pihak ada yang Pro dan ada juga yang kontra terhadap kritikan keras yang dilontarkan kakak kandung mantan Wakil Bupati Lebong tersebut.Terpantau melalui group WhatsApp hal itu di respon oleh Bupati Lebong, Kopli Ansori dengan ucapan terima kasih atas kritikannya.
“Terima kasih kritikannya,” ucap Bupati Lebong, Kopli Ansori dikutip via chat WhatsApp Lebong discussion. Kamis, 02 Februari 2023.
Rio Capella adalah salah satu tokoh presidium Kabupaten Lebong dan dikenal serta menjadi kebanggaan masyarakat Lebong karena prestasinya selain pernah menjadi Sekjen di Partai Nasdem, Rio juga pernah menjabat sebagai unsur pimpinan di DPRD Provinsi Bengkulu dan pernah menjadi Anggota Komisi III DPR RI.
Segudang prestasi yang ditorehnya, dikancah nasional sebagai politikus, hal itu sempat mengharumkan nama Lebong dan Provinsi Bengkulu, sayangnya putra terbaik Bumi Swarang Patang Stumang ini tersandung kasus suap dan terbukti pada tahun 2015 silam Rio Capella divonis 1,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, atas perbuatannya.
“Saya terima putusan itu,” ucap Rio Capella setelah hakim membacakan putusan di Ruang Kartika I Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, di kutip dari tempo.co pada Senin (21/12/2015).
Salah satu tokoh Kabupaten Lebong yang yang enggan ditulis namanya, terhadap media ini menyayangkan kritik yang disampaikan oleh Rio Capella dalam sebuah Vidio dan diunggah di YouTube yang dinilai tendensius.
“Bung Rio merupakan salah satu putra terbaik Kabupaten Lebong, namanya sangat besar, profesional, elegant, relevan, bahkan diklam oleh masyarakat Lebong sebagai tokoh dan politisi nasional,” ujarnya
Seyogyanya bung Rio menyampaikan kritik tersebut secara profesional, sehingga bisa menjadi contoh bagi genarasi penerus dalam menyampaikan aspirasi terhadap para pemangku kebijakan di negeri ini dengan cara yang elok bukan dengan cara yang tidak beradab dan emosional, bahkan menurut sumber itu contoh yang salah dan terkesan memprovokasi. (ABE)