Lebong – Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) Kabupaten Lebong, melaporkan tidak ada lonjakan harga bahan pokok, meski jalan provinsi di ruas Tes-Curup terputus pada Minggu (19/5) sore kemarin.
Kadis Perindagkop-UKM Kabupaten Lebong, Tina Herlina mengatakan, mengantisipasi kenaikan inflasi dan kelangkaan bahan pokok akibat putusnya sarana transportasi dari Rejang Lebong, tim gabungan melakukan pengecekan pada Senin (20/5) pagi sekitar pukul 05.00 sampai 07.00 WIB di Pasar Terminal Muara Aman.
Tim gabungan terdiri dari perwakilan Dinas Perindagkop-UKM, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dan Bagian Ekonomi Setda Lebong.
“Ketersediaan dan harga bahan pokok masih stabil. Bahkan harga beberapa komoditi pangan cenderung turun,” ujar Tina sapaan akrabnya kepada wartawan, Senin, 20 Mei 2024.
Dia melaporkan harga beras, daging sapi dan ikan stabil. Cabe turun dari harga 60 ke 50-55, daging ayam turun dari 45 menjadi 40, bawang merah turun dari 60 menjadi 50, bawang putih turun dari 45 menjadi 42 ribu/Kg.
“Berdasarkan informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa putusnya sarana transportasi Curup-Lebong belum memberikan dampak signifikan terhadap ketersediaan dan harga,” tambah Tina.
Meskipun belum ada kenaikan, dirinya minta tim inflasi di Lebong harus tetap diwaspadai. Sebab, menurut beberapa pelaku utama perdagangan bahan pokok di Lebong, putusnya sarana transportasi jangan sampai melebihi waktu 3 hari dikarenakan dampaknya baru akan terasa di hari ketiga.
“Maka tim akan lebih mencermati perkembangan ketersediaan dan harga bahan pokok sebagai mana tugas rutin kami selama ini,” tukasnya.
Dia juga meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu agar dapat membantu pihaknya menyampaikan permohonan untuk perbaikan akses provinsi dari Rejang Lebong ke Lebong.
“Kita khawatir perbaikan secepatnya agar tidak menyebabkan inflasi di Kabupaten Lebong,” tegas Tina. (PMS20)