Jakarta – Di tengah berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global, Bank Indonesia kembali menahan level suku bunga di 5,75% pada RDG BI April 2025.
Plt. Direktur Utama Bank Bengkulu, Iswahyudi menyambut positif arah kebijakan Bank Indonesia, namun berharap BI mulai membuka peluang untuk memangkas suku bunga acuan.
Penurunan suku bunga dibutuhkan perekonomian maupun perbankan sebagai stimulus bagi ekspansi kredit hingga dana murah. Saat ini Bank Pembangunan daerah (BPD) Bank Bengkulu tengah mendorong perluasan pembiayaan sektor perumahan melalui program kredit Tapera.
Seperti apa strategi BPD pacu kredit dan jaga likuiditas di tengah perang dagang dan ditahannya suku bunga BI? Selengkapnya simak dialog Anneke Wijaya dengan Plt Direktur Utama Bank Bengkulu, Iswahyudi dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Kamis, 24/05/2025).
Source: cnbcindonesia.com