Jakarta – Setelah beberapa partai menetapkan kandidat Calon Presiden (Capres) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, kini diskusi Pilpres beralih pada pembahasan Calon Wakil Presiden (Cawapres). Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dengan koalisi perubahannya mengusung Anies Baswedan sebagai Cawapres, Gerindra mengusung Prabowo Subianto dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), sedangkan PDIP menugaskan kadernya sendiri Ganjar Pranowo, untuk sementara telah bergabung PPP.
Sejumlah lembaga survei tengah menguji persepsi publik mengenai Cawapres potensial untuk dipasangkan oleh Capres yang sudah deklarasi. Jokowi turut bersuara soal Cawapres potensial, beberapa nama yang disebut di antaranya Prabowo Subianto, Mahfd MD, hingga Airlangga Hartarto.
“Kok tanya saya, banyak (yang cocok). Ada Pak Erick, Pak Sandiaga Uno, Pak Mahfud, Pak Ridwan Kamil, Cak Imin, dan Pak Airlangga,” kata Jokowi usai salat Idul Fitri 1444 Hijriah di Masjid Sheikh Zayed Solo Sabtu (22/04/23) lalu.
Selain itu, beredar pula nama lain yang berasal dari tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU).
“Tokoh dari Nadhlatul Ulama atau NU sangat tepat mendampingi tiga capres itu jika seandainya nanti maju jadi capres,” jelas Muhammad Rafly Setiawan Ketua Umum Forum Milenial Nasaruddin Umar (ForM NU).
Mengapa harus NU? sambung Ketua ForM NU Karena jumlah massa atau komunitas NU itu sangat besar sekitar 1/3 dari muslim Indonesia. Organisasi besar di Indonesia saat ini ya NU.
“Tokoh NU yang layak menjadi Cawapres adalah Muhaimin Iskandar, Khofifah Indar Parawansa, Ali Masykur Musa dan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar. Keempatnya memiliki kapasitas yang layak mendampingi Capres dalam Pilpres 2024,” tegas Rafly.
Misalnya Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, merupakan Tokoh NU yang tidak pernah absen dalam kepengurusan PB NU memiliki kapasitas birokrat, akademisi dan Tokoh Lintas Agama yang reputasinya diakui oleh dunia internasional.
Selain itu kata Rafly, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar adalah perwakilan dari Indonesia bagian tengah dan timur yang sejumlah helatan Pilpres sebagai salah satu wilayah penentu.
“Pertimbangan wilayah adalah faktor penting dalam mencapai kemenangan dalam Pilpres dan Indonesia bagian tengah dan timur merupakan variabel penting dalam mendulang suara,” terang Rafly.
Untuk itu ForM NU mendorong Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar sebagai Cawapres 2024, ini adalah suara milenial dari seluruh Indonesia untuk Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar.
“Selain itu, suara milenial adalah faktor penentu dalam Pilpres mendatang,” tutup Ketua ForM NU. (Rls/PMS20)