Lebong – Persoalan Tapal Batas (Tabat) antara Kabupaten Lebong versus Bengkulu Utara tampaknya terus bergulir, bahkan menjadi konsumsi publik dan menjadi pembahasan disemua kalangan. Mulai dari masyarakat kecil hingga para elit politik dan para pejabat kedua Kabupaten bahkan Pemprov Bengkulu.
Sebelumnya, pada (07/12/2022) masyarakat telah membangun tugu Tabat antara kedua Kabupaten di kilometer 3 Desa Rena Jaya, Kecamatan Giri Mulya.
Baca Juga: https://rejangtoday.com/ragam/garbeta-lebong-dampingi-masyarakat-bangun-tugu-tabat/
Tak tanggung-tanggung, pembangunan Tabat itu diinisiasi ratusan masyarakat, para sesepuh sekaligus mantan Bupati Pertama Lebong Dalhadi Umar dan didampingi Ormas Garbeta.
Pembangunan Tabat itu sebagai bentuk protes hingga perwujudan kecewa masyarakat. Karena dianggap merugikan akibat Permendagri Nomor 20 Tahun 2015 berkaitan dengan Tabat Lebong dengan Bengkulu Utara. Gelombang rakyat bergerak itu pertanda persoalan Tabat belum sepenuhnya tuntas.
Baca Juga: https://rejangtoday.com/nasional/tabat-memanas-garbeta-dampingi-pemkab-lebong-audiensi-ke-mendagri/
Ketua Ormas Garbeta Kabupaten Lebong, Edwar Mulfen alias Lucen mengatakan, Tugu yang dibangun itu merupakan inisiatif masyarakat, khususnya 5 Desa yang ada di Padang Bano dan masyarakat Lebong.
“Dengan dibangunnya simbol perbatasan ini diharapkan dapat menjadi perhatian Pemerintah serta mencarikan solusi terkait tabat ini, baik itu Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Daerah. Karena persoalan Tabat Lebong versus Bengkulu Utara belum selesai, belum sepenuhnya clear,” ujar Lucen.
Baca Juga: https://rejangtoday.com/nasional/garbeta-dukung-pemkab-lebong-gugat-tabat-ke-mk/
Ia juga menjelaskan, dasar pembangunan Tugu Tabat yakni UU Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong, UU Nomor 04 Tahun 2014 Tentang Desa, Perda Nomor 7 tahun 2007 tentang pembentukan Desa dan Kecamatan serta Permendagri 20 tahun 2015 tentang batas wilayah antara Kabupaten Lebong dan Bengkulu Utara yang dinilai masih rancu.
“Kita bersyukur, Alhamdulillah, pembangunan Tugu Tabat berjalan sukses tanpa kendala dan berakhir kondusif. Hal itu murni inisiatif dan sumber pendanaan hasil swadaya serta dibangun dengan gotong royong bahkan dikawal TNI-POLRI,” tegasnya.
Terpisah, melalui WhatsApp crew media ini mencoba berusaha meminta keterangan kepada Bupati Bengkulu Utara, Mian, namun hingga berita ini diterbitkan tidak ia kunjung balas hanya dibaca.
Dengan hanya dibaca, tidak dibalasnya dan memberikan keterangan apapun, Bupati Mian terkesan cuek dan tidak mempedulikan persoalan yang ada. (ABE/PMS20)